Sinopsis Buku Scarlet Letter


IDENTITAS BUKU
Judul Buku      : Scarlet Letter
Nama Pengarang: Nathaniel Hawthorne
Penerjemah    : Olenka Munif
Nama Penerbit : Narasi
Kota Terbit      : Yogyakarta
Tahun Terbit    : 2007
Jumlah Halaman : 312 hlm; 11x 18 cm

SINOPSIS
            Pada suatu hari, di Kota Bostonterjadi suatu skandal yang begitu besar sehingga membawa pelakunya ke panggung penghinaan untuk menerima hukuman. Ia adalah Hester Prynne, istri dari seorang pria terpandang dari Eropa yang kemudian menetap di Amerika. Tuan Prynne menyuruh Hester berangkat ke Amerika terlebih dahulu, karena ia masih harus engurus beberapa hal. Dua tahun lamanya, wanita tersebut telah menjadi penduduk Kota Boston, namun tak ada kabar mengenai Tuan Pryne, suaminya.
            Hester Prynne mendapat hukuman karena Ia telah melakukan perbuatan zina dengan pria lain. Sambil menggendong bayinya, Hester menuju ke panggung penghinaan. Di tengah kerumunan, Hester berusaha menutupi tanda yang terdapat pada gaunnya. Di bagian dada gaunnya tertulis huruf “A” warna merah yang dibordir dengan sangat bagus menggunakan benag berwarna emas. Mata semua orang yang pernah mengenalnya tertuju pada satu titik Huruf Scarlet yang terbordir indah di dadanya. Huruf itu menyebabkan dampak seperti mantera, yang membuat Hester Prynne keluar dari hubungan biasa dengan duniawi. Selama tiga jam Hester berdiri di panggung penghinaan dan dia tetap tutup mulut mengenai siapa ayah dari bayi yang telah Ia lahirkan tersebut. Setelah beberapa waktu berdiri di panggung, akhirnya Hester dipersilahkan kembali ke penjara. Di penjara inilah Hester kembali bertemu dengan mantan suaminya, yang kini telah mengubah namanya menjadi Roger Chilingworth.
            Bertahun-tahun lamanya Hester Prynne dan anaknya Pearl tinggal di pondok kecil yang berada di pnggir kota. Selama itu pula Hester ,erasakan penghinaan dari penduduk Puritan. Ingin sekali rasanya Hester melepas tanda scarlet yang terdapat pada gaun yang dipakainya. Namun, Hester tidak sanggup melepasnya seolah-olah tanda itu melekat pada dirinya. Suatu hari Pendeta Dimmesdale datang menemui Hester. Pendeta menyesal, seharusnya ia mengakui perbuatannya dan ikut bersama Hester di panggung penghinaan. Kini pendeta muda tersebut sedang sakit-sakitan. Di tengah ketidak berdayaannya, Pendeta ingin sekali menberi tahu Pearl bahwa Ia adalah ayah Pearl yang sesungguhnya, namun Ia ragu, Ia takut Pearl menjauhinya.

            Beberapa waktu kemudian, Pendeta Dimmesdale, Hester, dan Pearl menaiki panggung yang dulu pernah digunakan untuk menghukum Hester. Ini merupakan permintaan Pendeta sebelum Ia meninggal dunia. Semua mata tertuu kepada mereka bertiga. Pendeta Dimmesdale mengaku kesalahannya, Ia menyandarkan kepalanya ke pundak Hester. Tak lama kemudian Pendeta Dimmesdale meninggal dunia.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku Diponegoro Ksatria Perang Jawa

Resensi Novel Cinta Suci Zahrana