Resensi Novel Cinta Suci Zahrana
Resensi Buku
A.
Identitas
Buku
Judul buku : Cinta Suci Zahrana
Penulis : Habibburrahman El Shirazy
Penerbit :
Ihwan Publishing House
Jumlah
Halaman : 284 Halaman
Cetakan 1 : Mei 2011
ISBN :
978-602-98221-6-8
Harga : Rp52.500,-
B. Ringkasan
Buku
Novel yang berjudul “Cinta Suci Zahrana”
merupakan suatu hasil karya novelis nomor satu di Indonesia Habiburrahman El
Shirazy setelah merampungkan novel yang bertajuk Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta
Bertasbih, dan Bumi Cinta. Melalui novel ini, Kang Abik menceritakan seorang
wanita yang sukses dalam pendidikan dan kariernya namun tidak dalam
kehidupannya.
Dewi Zahrana merupakan seorang gadis yang
sukses dalam hal pendidikan. Ia lulusan terbaik di Fakultas Teknik Arsitektur
Universitas Gajah Mada(UGM). Telah banyak prestasi yang ia ukir semasa
kuliahnya. Dua bulan setelah diwisuda ia mendapat panggilan dari UGM untuk ikut
mengajar. Ia ditwari menjadi asisten dosen. Ia segera menghadap Degan Fakultas
Teknik. Dari Dekan ia mendapat penjelasan bahwa ia akan diproyeksikan menjadi
dosen dan akan dikirim ke Belanda untuk mengambil S2. Namun sayang, kedua
orangtuanya tidak mengijinkan. Dengan berat hati Zahrana menolak tawaran
tersebut karena ia lebih memilih membahagiakan kedua orangtuanya daripada asyik
dengan kebahagiaannya sendiri. Karena prestasinya yang luar biasa Zahrana diterima
sebagai dosen di Universitas Mangunkarsa.
Setelah setahun mengajar di Universitas
Mangunkarsa, kedua orangtua Zahrana menawari putrinya menikah dengan anak seorang lurah. Pada saat
itu Zahrana medapat beasiswa dari Dikti
untuk melanjutkan kuliah S2 di ITB. Ia memilih melanjutkan kuliahnya. Ia
beralasan kepada kedua orangtuanya jika menikah ia khawatir kuliahnya akan
terganggu.
Di sisi lain, Pak Sukarman yang merupakan
Dekan di fakultasnya diam-diam menaruh hati kepada Zahrana, ia bermaksud untuk
melamarnya. Namun lamarannya ditolak karena perilakunya yang tidak bermoral.
Setelah menolak lamaran Pak Karman, Zahrana memutuskan untuk mengundurkan diri
dari Universitas Mangunkarsa. Taklama kemudian iapun sering mendapat teror keji
yang masuk lewat HP nya.
Tak perlu waktu lama bagi Zahrana untuk
mendapatkan pekerjaan baru. Ia diterima sebagai tenaga pendidik di STM Al Fatah
Demak. Suatu siang ayahnya bertanya, mengapa Ia meninggalkan kampus dan memilih
mengajar di STM Al Fatah yang gajinya lebih kecil. Ia menjawab karena ingin
mencari ketenangan dan dekat dengan santri, selain itu dengan berada di
lingkungan pesantren siapa tahu jodoh yang ia nantikan akan datang. Megingat
usianya yang sudah mencapai tiga puluh empat tahun.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya
orang yang Zahrana nanti-nantikan datang. Ia adalah Rahmad seorang penjual
kerupuk yang dahulu menjadi santri di Pondok Pesantren Al Fatah sekaligus
oarang yang sangat diandalkan oleh Pak Kyai. Rahmad merupakan seorang duda tak
beranak karena istrinya meninggal dunia akibat demam berdarah. Setelah melihat
Rahmad, Zahranapun setuju untuk menikah dengannya.
Rencananya dua minggu setelah lamaran akan
dilangsungkan acara pernikahan, namun Allah berkehendak lain. Di malam
menjelang akad nikah tepatnya pukul setengah tiga dini hari paman Rahmad
mendatangi rumah Zahrana. Beliau mengabarkan bahwa Rahmad telah meninggal dunia
karena tertabrak kereta api. Seketika Zahrana pingsan. Semua yang ada di rumah
itu terpukul. Pada hari itu bukan upacara pernikahan yang digelar, namun
upacara penguburan Rahmad. Di hari yang sama Pak Munajat ayah Zahrana meninggal
dunia menyusul calon menantunya.
Beberapa waktu telah berlalu. Ini adalah
penantian yang sangat panjang bagi Zahrana. Ia hampir putus asa karena tidak
mendapat jodoh yang sesuai. Hingga suatu ketika, Zahrana mendapatkan cinta
sucinya. Seorang pria yang usianya terpaut lima tahun lebih muda darinya. Ia
adalah mahasiswa yang dulu pernah Zahrana bimbing dalam mengerjakan skripsinya.
Pamuda itu bernama Hasan. Setelah lulus S1 dari Universitas Magunkarsa Hasan
memutuskan untuk meninang Zahrana. Zahrana menerima pinangannya. Kemudian malam
harinya Hasan melangsungkan acara ijab qobul dengan Zahrana.
C. Kelebihan
dan Kekurangan Buku
Kelebihan novel ini yaitu terletak pada
penggunaan gaya bahasa puitis yang
membuat orang tertarik untuk membacanya. Selain itu cerita yang disampaikan
dalam novel ini bayak dialami orang di sekitar kita.
Kekurangan novel ini adalah banyak terdapat kesalahan penulisan yang
misalnya pada halaman 7 seharusnya “Makanya” tetapi hanya ditulis “Maka”. Pada
halaman 164 seharusnya “orang” tetapi
ditulis “onrang”.
D. Saran dan
Kesimpulan
Saran bagi
penulis, lebih baik jika dalam penulisan lebih diteliti lagi agar tidak terjadi
kesalahan. Selain itu agar pembaca lebih tertarik untuk membaca novel ini dan
merasa tidak terganggu.
Novel
ini sangat cocok untuk remaja dan orangtua karena di dalamnya mengandung nilai
moral yang dapat kita ambil pelajarannya untuk bekal hidup kelak. Hal yang
perlu kita petik dari novel ini adalah bersungguh-sungguhlah dalam meraih
cita-cita, akan tetapi jangan melupakan perkara sunnah Rasulullah untuk
menikah. Percayalah Allah menciptakan hambanya hidup berpasang-pasangan.
Comments